Seni Budaya Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan materi seputar proses latihan pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni budaya kelas VII revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang proses latihan pementasan fragmen dalam mata pelajaran seni Jika kalian ingin mendapatkan hasil penampilan yang baik dalam pementasan fragmen. Maka, berikut ini adalah 9 langkah yang bisa kalian tempuh dalam melakukan proses latihan pementasan fragmen sebagai membaca naskahMenghafalMerancang blocking dan fokusStop and goTop-tailRun-throughLatihan teknikDress RehearsalPementasanBerikut ini adalah penjelasan lebih jauh mengenai kesembilan prosedur atau proses latihan pementasan fragmen sebagai Proses Membaca NaskahProses membaca naskah dapat dilakukan melalui diskusi atau tanya jawab atas maksud naskah dan keinginan sutradara agar semua jelas dan paham dengan isi fragmen. Setelah itu, para pemain membaca lakon secara bersama sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Isi naskah harus dipahami, bukan sekadar dibaca. Namun, harap diingat bahwa dialog yang terdapat di dalam naskah fragmen atau drama tidak selalu mencakup kata-kata yang harus diucapkan karena ada naskah fragmen hanya terdiri atas anotasi-anotasi catatan petunjuk dan kalian ingin mengetahaui proses membaca naskah yang baik. Berikut ini beberapa teknik membaca naskah yang baik adalah sebagai dibaca secara berangkai dan naskah dibaca secara keseluruhan dengan bergiliran searah jarum jam tanpa mempertimbangkan peran. Semua pemain boleh secara duduk dibaca secara keseluruhanNaskah dibaca per suku kata dengan pelan dan dibaca kata demi kata dengan teliti dan pelanNaskah dibaca dengan pelanNaskah dibaca dengan memperlihatkan tanda bacaMencari hubungan antarkalimat yang terdapat dalam naskahMemahami bacaan naskahMemahami naskah di luar jadwal latihan pementasan fragmen2. MenghafalSaat naskah diterima oleh para pemain, biasanya naskah tersebut langsung dibaca, apalagi jika peran sudah ditentukan. Selain membaca, pemain harus memahami isi dialog yang terdapat dalam naskah. Dialog yang dibaca merupakan dialog utuh dengan lawan main. Sebelum melakukan latihan secara bersama, dialog dibaca secara berulang. Saat membaca naskah, ada baiknya dialog direkam dengan tujuan mencari kekurangan saat pemain membaca Merancang Blocking dan Fokus a. BlockingBlocking merupakan kedudukan pemain drama atau tari yang menampakkan posisi, arah hadap dan gerak pemain di atas lantai. Yang dirancang dalam blocking adalah keberadaan dan posisi pemain, arah hadap pemain, dan arah gerak tujuan pemain. Untuk bergerak ke tempat lain, pemain harus memiliki tujuan, alasan, atau motivasi yang dilakukan sesuai tuntutan cerita. Selain mengarahkan pemain, sutradara juga diharapkan mampu mengarahkan penonton terhadap seluruh aktivitas pemain di atas panggung. Artinya jangan sampai perhatian penonton berpaling dari atas panggung sehingga kehilangan momen menarik. Untuk itu, blocking juga harus dapat membuat penonton terfokus pada adegan di atas LavelingLaveling merupakan pengaturan atau penempatan tinggi rendah posisi pemain di atas panggung. Tujuan utama dari laveling di antaranya agar seluruh pemain terlihat jelas di atas pentas dan untuk menonjolkan keberadaan tokoh. Pengaturan tinggi-rendah pemain membantu sutradara membuat fokus. Adanya laveling yang mempergunakan jebakan menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton. Laveling diibaratkan seperti sebuah lukisan yang penuh dengan warna karena laveling dapat digunakan untuk memperkaya warna BalancingBalancing keseimbangan merupakan pengaturan atau pengelompokkan pemain di atas panggung untuk menghindari ketimpangan berat sebelah. Balancing memenuhi ruang pentas agar komposisi pemain berimbang, tidak hanya memenuhi satu sisi saja. Jika pemain menumpuk di satu sisi saja, sementara yang sisi lain kosong, akan tercipta pemandangan yang kurang menarik. Jika hal itu sering terjadi selama pementasan fragmen berlangsung, akan membuat penonton cepat Stop and GoStop and go merupakan proses menghafal naskah secara keseluruhan ataupun per bagian. Di tengah proses, jika perlu sutradara menghentikan sejenak stop untuk memberi arahan, masukan, dan sebagainya. Lalu, adegan tersebut diulang kembali go sesuai dengan arahan saat stop berlangsung. Teknik stop and go dilakukan untuk menjaga pemain agar tidak kehilangan detail karakter yang Top-TailTop-tail merupakan proses latihan untuk menghafalkan rancangan blocking yang telah ditetapkan oleh sutradara. Top-tail dilakukan dengan mengingat kata kunci akhir dialog lawan main dan awal dialog yang bisa disebut cue kyu. Para pemain memperagakan blocking dengan mengucapkan awal kalimat dialog top sebagai tanda mulai dan mengucapkan akhir kalimat atau kata terakhir dialog tail sebagai tanda berubahnya blocking. Latihan ini dilakukan secara berulang hingga seluruh pemain memahami penempatan Run-ThroughRun-through merupakan proses latihan secara menyeluruh dari awal sampai akhir tanpa naskah. Pemain harus sudah hafal dialog dan blockingnya. Pada proses run-through, sutradara tidak menghentikan proses di tengah latihan untuk memberi arahan, tetapi akan melakukan setelah selesai. Arahan dan masukan atau kritik diberikan sutradara di akhir sesi latihan melalui Latihan TeknikPada latihan teknik, pemain mulai dikenalkan dengan tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata musik/ilustrasi musik, properti, dan perlengkapan panggung lainnya. Latihan teknik biasanya dilaksanakan menjelang hari pementasan, setidaknya satu Minggu sebelum pementasan. Latihan teknik yang dilakukan oleh pemain antara lain sebagai berikut!Perlengkapan tanganTata panggungTata busanaTata cahayaTata riasTata suara8. Dress RehearsalDress rehearsal merupakan latihan terakhir atau latihan secara lengkap dan menyeluruh. Semua aktor dan semua pendukung teknis ikut terlibat dalam dress rehearsal. Dress rehearsal bertujuan memberikan nuansa pentas yang sesungguhnya kepada semua yang terlibat di dalamnya. Melalui latihan dress rehearsal, segala kekurangan dari segala aspek dapat diketahui, kemudian dipelajari untuk diperbaiki, disesuaikan atau proses dress rehearsal dilakukan selam dua atau tiga kali. Dua latihan terakhir sebelum pementasan berlangsung disebut geladi kotor. Di dalamnya terdapat kritik, komentar, saran, dan masukan yang diberikan oleh sutradara atau pun pengamat yang khusus diundang oleh para aktor dan kru bagian ini, masih memungkinkan dilakukan adanya proses koreksi pada latihan. Namun, untuk latihan yang terakhir geladi bersih, tidak dilakukan proses koreksi latihan, kecuali koreksi latihan tersebut meliputi hal-hal yang terkait dengan kebersamaan dan seluruh aktor yang terlibat. Biasanya, setelah melakukan geladi bersih, para aktor dan kru teknis melakukan doa bersama untuk kesuksesan hari pementasan dengan membuat formasi lingkaran memohon kemudahan dari PementasanPementasan teater merupakan puncak dari sebuah proses berteater. Dalam pementasan teater terjadi komunikasi antara kreator seni dan masyarakat penontonnya. Komunikasi tersebut dapat secara langsung dan tidak langsung terjadi di panggung dan sifatnya sesaat, terbatas dengan waktu, dan tidak bisa diulang. Kedudukan penonton adalah mengapresiasi materi seni rupa perantara media lain. Dengan kepakaan pancaindranya menangkap peristiwa pergelaran yang terjadi di atas pentas dengan tidak dapat diulang atau diputar kembali, layaknya seni rekam audiovisual.Pergelaran teater tidak langsung melalui media atau perantara alat elektronik yaitu radio televisi, media jejaring sosial, dan film layar lebar. Pergelarannya dapat diulang dan dilakukan dengan proses teater merupakan seni kolektif artinya hasil kreativitas bersama kolektif dengan beberapa awak pendukung pentas. Oleh krena itu, perlu adanya kerja sama serta etos kerja yang baik dan saling percaya mulai dari perencanaan hingga pementasan teater dapat dikomunikasikan kepada penonton, perlu dibangun sistem pengelolaan, yaitu manajemen seni pertunjukan. Manajemen seni pertunjukkan dapat dipahami sebagai rangkaian tindakan yang dilakukan seorang pengelola seni pimpinan produksi dalam emmberdayakan sumber-sumber potensi yang ada berdasarkan fungsi-fungsi manajemen POAC secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan seni. Tujuannya agar mencapai kualitas karya seni yang bermutu dan menjaga kesejahteraan beberapa awak pendukung pergelaran yang terlibat di dalamnya. Dalam hal ini yang bertanggungjawab adalah teater melalui proses yang panjang dan menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut diantaranya proses latihan minimal tiga bulan yang bergantung pada kemampuan keterampilan dari para kreator seni pendukungnya.Latihanteknik yang dilakukan oleh pemain meliputi beberapa hal berikut. 1. Perlengkapan Tangan. Perlengkapan tangan (hand property) yaitu segala sesuatu yang dipakai atau disentuh dengan tangan. Penggunaan hand property harus dibiasakan agar pemain saat pementasan tidak terlihat kaku dan terbiasa. 2.
Merancang pementasan teater merupakan tiang penghidupan banyak insan karena teater dikenal seumpama seni kolektif. Seni kolektif maksudnya adalah karya seni yang akan melibatkan pelaku-pelaku yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan. Hal itu sangatlah wajar, karena seni teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara pulang ingatan menunggangi tubuh ibarat unsur utama. Seni teater disebut juga seni pertunjukan yang ditunjang dengan elemen gerak, suara, bunyi, dan rupa yang dijalin n domestik sebuah narasi pergulatan tentang umur individu. Sehingga pada pelaksanaannya seni teater cak acap membutuhkan banyak orang. Menciptaan pementasan teater sekali lagi berarti mengerjakan karier pesanan atau pekerjaan yang terdiri berusul banyak komponen yang harus dilakukan agar tujuan titipan terulur. Menurut Skuat Kemdikbud 2017, hlm. 196 dalam menciptaan pertunjukan teater terletak beberapa kegiatan yang perlu dilakukan, yakni Mewujudkan panitia Takhlik kerangka pentas Melakukan pelajaran Berikut adalah penjelasan dan pemaparan dari masing-masing strata atau aspek menciptaan atraksi teater. 1. Membentuk Panitia Pementasan teater mengikutsertakan banyak hamba allah internal perancangan serta pelaksanannya. Maka dari itu karena itu, sebaiknya perancangan dan pengerjaan pementasan makin melekat, perlu dibentuk kepanitiaan nan akan bertanggung jawab pada parasan kerjanya masing-masing. Kerumahtanggaan membentuk kepanitiaan, salah satu kejadian yang harus diperhatikan adalah menunggalkan hati dan kesadaran semua nan terlibat kerjakan tujuan adalah membuat pementasan yang baik, berbuah, dan sukses. Pementasan harus terlampiaskan sebagai sebuah pergelaran yang menerimakan pendedahan berarti bagi semua pendukung dan penonton. Dengan demikian, kepanitiaan dapat berkreasi dengan baik sehingga bertelur mendatangkan banyak penonton yang dapat menghargai pementasan kita. Kesuksesan yang dari suatu pementasan teater akan memberikan memotivasi bakal kita untuk mementaskan pun pertunjukan yang baru dengan lebih baik kembali. Jika panitia sudah terbentuk tugas, manfaat, dan muatan jawabnya, setiap unit akan congah bekerja dengan kian mudah intern mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik pula. Panitia yakni organisasi yang berkewajiban penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan pementasan teater. Setiap anggota panitia harus memahami orang nan diberikan laporan jika cak semau permasalahan di lapangan, yakni ketua panitia. Hal ini agar bisa dipastikan bahwa progress pengerjaan berjalan dengan lancar. Hal ini berkaitan dengan evaluasi dan kerjakan memastikan panitia tukar membantu apabila ada unit nan mengalami hambatan. Oleh karena itu, suatu panitia harus memiliki ketua panitia. Penasihat panitia adalah manajer di dalam organisasi pertunjukan. Ketua berkewajiban terhadap keberhasilan pertunjukan. Anggota panitia mempunyai beban untuk silih membantu dengan unit lain sehingga kewajiban kerja terbagi rata. Pasca- panitia telah terbentuk, langkah lebih lanjut adalah membagi tugas per anggota panitia. 2. Membuat Gambar Pentas Pembuatan rancangan pentas harus menyejajarkan dengan kebutuhan bermula skenario yang semenjana digarap. Misalnya, jika tulisan tangan menceritakan lingkungan di hutan, maka rajah setting atau bidang belakang bekas bisa positif gambar pangan lengkap dengan pohon-pohon yang dibuat tiga dimensi berupa pokok kayu buatan. Perlengkapan nasib baik alias peralatan nan kondusif suasana di atas pentas wajib dibuat sebagaimana batu-godaan, ranting, flat papan. Setting dan properti kiranya dibuat dengan kreativitas dan memanfaatkan bahan-bahan mantan. Bahanbahan eks dapat dibentuk menjadi benda yang memiliki biji keindahan. Pengetahuan tentang manajemen teknik pentas diperlukan bakal mengenal dan mengetahui cara kerja yang baik internal merancang pertunjukan. Kata istilah tempat pementasan untuk teater dan bilang jenis panggung pentas bisa memberikan paparan untuk kian gemuk n domestik mereka cipta pementasan. Ajang nan dimaksud bukan sahaja substansial panggung teater nan mutakadim sahih dibangun internal gedung pertunjukan. Kita juga dapat memanfaatkan ruangan boncel, urat kayu kelas, balai sekolah, sampai-sampai lapangan di mana pun dapat dijadikan palagan tempat atraksi teater. Daya kreasi dan pemahaman mengenai pengelolaan pentas bisa terwujud dengan memanfaatkan beragam medan ajang. Berikut ini sejumlah contoh tempat dan ajang pementasan nan dapat digunakan laksana sumber inspirasi. 3. Melakukan Tutorial Proses latihan sangat diperlukan dalam merancang tontonan teater. Tidak ada kejayaan tanpa persuasi dan kerja keras. Latihan teater biasanya dipimpin oleh pelatih teater alias koordinator cak bimbingan. Bentuk latihan yang mengarah pada tontonan biasanya dilakukan langsung maka dari itu sutradara yang ditunjuk untuk menindak pergelaran. Latihan yang baik diawali dengan tuntunan rutin riil pemanasan, gerak badan yang penting mempersiapkan kebugaran pemain sandiwara, dan olah suara yang berfaedah untuk kesiapan suara anak ningrat. Jika kita melakukan tutorial teratur dan mencukupi dalam setiap minggunya, pertunjukan yang baik bisa terpuaskan. Latihan kialan boleh menjadi riuk satu alternatif yang bisa dilakukan. Berlatih pantomime akan memperuncing kemahiran awak dan ekspresi kita karena bukan menggunakan dialog. Artinya, kita dituntut lakukan dapat berakting dan mengomunikasikan sesuatu tanpa berbicara sekalipun. Akan halnya cara melakukan latihan kialan merupakan umpama berikut. Latihan Pantomim Lakukanlah operasi keseharian orang-orang sesuai tema tanpa menggunakan suara berpantomim di dasar ini. Orang-orang yang bergegas berburu angkutan bis. Aktivitas penjual dan pembeli di pasar. Suasana para binatang di hutan. Menjelajah ruang angkasa dengan pesawat. Pelaksanaan Pementasan Fragmen Teater Seseorang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan tontonan episode adalah sutradara. Sutradara adalah nahkoda dari suatu pementasan teater. Maka itu karena itu, fragmen yang merupakan salah satu fragmen dari suatu babak teater memerlukan pimpinan yang memahami bagaimana teater ini akan dipentaskan. Sreg pelaksanaannya, lama perian pementasan fragmen akan lebih singkat dari lakon teladan. Namun, setiap fragmen sangatlah menentukan kesuksesan suatu lakon nan bermakna sangat menentukan kemenangan suatu pementasan teater pula. Terletak bilang hal yang harus diperhatikan seharusnya pementasan teater atau mementaskan fragmen berbuntut dan berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mementaskan pertunjukan/putaran merupakan umpama berikut. Tata rias Tata pakaian Tata suara Tata palagan Tata lampu Kemampuan dalam pengelolaan rias, tata gaun, manajemen lampu, dan tata medan, merupakan keterampilan nan harus dikuasai dalam atraksi teater. Hal ini karena aspek-aspek tersebut merupakan suatu ahadiat yang ubah melengkapi. Kembali-lagi, pementasan teater adalah seni kolektif yang setiap pelaksananya ubah membutuhkan suatu sama lain. Selain itu pelaksanaan pementasan Fragmen dapat terlaksana dengan baik ataupun tidak tergantung dari kerja sebanding tim. Kemampuan dalam manajemen tontonan merupakan salah satu kunci keberhasilan. Pengelolaan pergelaran bisa berhasil jika semua anggota skuat bahu-membahu bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya per. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya VII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.